Hai lama banget yah gw kagak coret2 nih dinding. Hoaemm.. udah malem c, tp gw belum ngantuk juga. Arghhh. Malam yang dingin di temani secangkir coklat milo pasa dan dentangan lagu rohani yang menyejukkan hati, terbesit kisah yang menyayat hati. ohhh ahhhh kuingin teriak kencang. Namun apa daya, bisa di kepruk'i orang se RT. Hip hip hip.
Okey, gw crita sekilas. Seperti yang sedang gw rasain saat ini, hati gw hancur, pikiran gw kacau, hidup gw ta teratur, gw kagak tau apa yang harus gw lakuin. Kebencian pada diri sendiri, lingkungan, pekerjaan, oh Tuhan, maafkan anakmu ini, terbesit kebencian kepadaMu. Mengapa Tuhan? kata-kata itu yang beberapa hari ini sering gw ucapin dalam hati. Tanpa mau mengerti maksud dan rencanaNya. Bermula dari hubungan gw dengan seorang doi yang tinggal di luar kota, 669, 8 km. Huft jarak yang ta pernah terbayang oleh ku untuk menempuh nya bersama sobat setia ku redkie. Hubungan kami sudah berjalan 3 Tahun kurang 50 hari. Yups 50 hari lagi genap tiga tahun. Hubungan yang tergolong lama (dibanding hub2 ku yang lain). Hubungan Long distance dengan banyak faktor yang mempengaruhi retaknya hubungan kami.
Hari itu, seperti biasa gw melakukan aktifitas rutin dengan bantuan dari mr. Starone alias freecall :D. dan kami pun mulai membahas hal serius. Hal yang selama ini ku anggap enteng. karena aku yakin, dengan kebersamaan dan cinta kasih kami, gw yakin hal2 kecil itu pun pasti akan terkikis. Tapi.... Hari ini, he membahas about hal tersebut. Tanpa berpikir ke langkah yang lain, gw terus berpikir positif. Berpikir klo he gak mungkin ninggalin gw, apapun yang terjadi. karena gw yakin, he akan selalu menggandeng tanganku menuju masa depan. Tapi.... saat itu kami membahas tiga point penting halangan dalam hidup kami,
1. Perbedaan iman, karena he kristen sedangkan gw katolik
2. Long distance, yups. seperti yang gw bahas td, jarak yang ta bisa ditempuh dengan redkie.
3. Pertentangan pihak ketiga, dalam hal ini ada lah keluarga gw, yang sampe sekarang belum merestui hubungan kami.
Pada awal pembicaraan, gw gak pernah menahan diri alias 'bloko suto' orang jawa bilang. Jujur apa adanya, tanpa 'aling2'. Karena gw pikir dengan jujur, membuat keterbukaan kedua belah pihak. Tapi.... hari ini, jujur itulah yang membuat gw bener2 merasakan pecutan dari orang yang gw cinta. Gw jujur mengenai iman gw, kenyamanan yang hanya gw terima saat mengikuti perayaan ekaristi di gereja katolik, kenyamanan saat stiap minggu gw bisa menerima roh kudus melalui tubuh dan darah kristus melalu roti hosti, yang hal tersebut gak gw dapet di tata cara perayaan krieten. Kebiasaan membuat tanda salib yang sudah dari bayi gw lakukan, bukan untuk kesombongan atau pamer, tp justru karena keyakinan dan iman gw. Meskipun ada sisi2 yang gw rasa gw bisa bersemangat jika mendengarkan lagu2 rohani kristiani, yang membuat semangat, kaga monoton seperti yang ada di puji syukur atau madah bakti. Tapi... Hari itu, tembok besar berada di antara kami. Tembok yang kaga mungkin bisa kami panjat. Karena keegoisan kami, kami mempermasalahkan hal itu. Salahkah gw, klo gw kaga mengenal perayaan kristen, salahkah gw klo gw merasa ada yang kurang jika tidak menerima hosti, salahkah gw klo gw selalu memakai tanda salib untuk setiap kegiatan gw... 27 tahun gw selalu melakukan kebiasaan yang hingga sekarang gw imani. Oh Tuhan, ada apa ini. kenapa penolakan2 itu justru datang dari orang yang 3 tahun ini berjalan bersama gw.. Tidakkkkkkk.... 27 April, adalah hari dimana gw merasakan hal tersakit dalam sebuah hubungan. Hari itu, kami sepakat untuk mengakhiri semua ini. Mengakhiri semua karena tidak ada jalan tengah untuk masalah kami..
....Mohon maaf, stop dulu coret2nya, mo meditasi dulu.. huaaaaaaa GBme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar